Oleh : Ari Susanti, S. Tp (Founder Sekolah Alam Mutiara Umat Tulungagung)
Tak terasa sudah hampir satu tahun anak-anak belajar di rumah. Tentu semua
kegiatan belajar anak orang tua-lah yang menjadi pendamping utama.
Namun tak sedikit para orang tua yang merasa stress, mati gaya, ketika
mendampingi belajar anak-anak mereka.
Maka dibutuhkan orang tua yang bahagia. Bahagia adalah kunci sukses
parenting. Karena orang tua yang bahagia akan menularkan kebahagiaan di
sekitarnya khususnya bagi anak-anaknya. Orang tua yang bahagia juga akan
produktif dalam menjalankan perannya sebagai orang tua.
Nah, bagaimana resep menjadi orang tua bahagia ? Yuk kita belajar bersama !
1. Mindset Positif
Apa ada kaitan antara mindset dengan kondisi stress orang tua dan perilaku
anak? Jelas terkait, sebab perbuatan seseorang dipengaruhi oleh pemahaman atau
mindset-nya.
Mindset kita tentang anak akan mempengaruhi sikap kita kepada mereka.
Terkait anak, mindset apa yang ada di benak para orang tua? Kalau masih
menganggap anak sebagai beban tentu proses mendampingi anak akan terasa berat,
apalagi ditambah beban hidup yang semakin naik.
Sebaliknya jika mindset orang tua tentang anak adalah anugerah, amanah dan
asset akherat bagi orang tuanya, tentu anak akan disambut dan didampingi dengan
bahagia. Apalagi anak adalah amanah dari Sang Pencipta , pastilah
kita akan menjaga dengan sebaik-baiknya. Kalau kita dititipi barang dari
Presiden pastinya akan kita jaga dan rawat dengan baik bukan? Apalagi anak kita
yang merupakan titipan dari Allah ta'ala.
Yuk orang tua positifkan mindset kita !
2. Respon Positif
Mengapa banyak orang tua stress? Karena fokus hal-hal yang diluar kendali
kita. Perlu dipahami bahwa dalam kehidupan kita ada kondisi yang dliuar kendali
kita dan ada kondisi dalam kendali kita. Contoh pandemi covid-19, sikap orang
lain, perilaku anak dan sebagainya adalah diluar kendali kita. Sedangkan yang
ada dalam kendali kita seperti prasangka, emosi, ucapan , tindakan dan
sebagainya.
Bahagia itu tergantung bagaimana cara kita merespon. Supaya kita bisa merespon
dengan benar, kita harus kenali kondisi, Kita cek apakah kondisi
tersebut diluar kendali kita atau didalam kendali kita.
Apabila diluar kendali , maka resepnya : Terima dan Imani, bahwa semua itu adalah ketetapan Allah ta'ala. Kemudian akui kelemahan dihadapan-Nya dan langitkan doa, bersimpuh meminta pertolongan dan solusi dari-Nya. Selanjutnya, ambil hikmah, yakinlah dibalik ketetapan-Nya pastilah ada pesan cinta-Nya.
Lantas bagaimana respon terhadap hal-hal yang ada dalam kendali kita?
Caranya dengan melatih diri untuk berprasangka baik, emosi positif,
kata-kata yang baik serta fokus pada proses dan solusi. Sebagai komitmen untuk perbaikan tetapkan target yang ingin dicapai.
Silahkan para orang tua
bisa mengisi template di bawah ini.
Hidup cuma satu kali bersama anak-anak kita, maka pilihlah kata-kata yang
baik, prasangka yang baik , emosi yang baik dan berikanlah kenangan yang baik
buat anak-anak kita. Patut direnungkan, kita ingin dikenang sebagai orang tua
seperti apa bagi anak-anak kita? Yuk, cek testimoni mereka dan mari berbenah...
3. Terampil Bersyukur dan Bersabar
Bersyukur itu
bisa membawa bahagia. Sepakat ? Coba ketika kita bersyukur, apa yang dirasakan?
Tambah nikmat bukan?
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim 14: Ayat 7)
Nah cara bersyukur atas anugerah yang terindah dari Yang Maha Kuasa adalah dengan fokus melihat kelebihan anak-anak kita. Maka kita akan melihat anak kita layaknya "bintang yang bersinar” dengan segala kelebihan yang sudah Allah anugerahkan kepadanya. Syukurilah, bukankah dengan bersyukur Allah akan tambah nikmat?
Ayah bunda bisa menuliskan kelebihan-kelebihan ananda, kemudian ditempel
dikamarnya. Jika ada kelebihan / hal positif yang bertambah dituliskan lagi.
Insyaa Allah , akan terbentuk konsep diri positif pada anak. Anak akan semangat
berbuat baik.
"SYUKUR dan SABAR itu seperti sayap. Sayap sebelah kanan adalah
SYUKUR. Sayap sebelah kiri adalah SABAR. Jika patah salah satunya jatuhlah
kita" (Buya Hamka)
Bersabar dalam proses membersamai anak-anak kita akan didapat jika kita
sebagai orang tua terampil bersyukur. Bersyukur dengan fokus melihat kelebihan
anak-anak kita. Dengan bersyukur akan bertambah nikmat dan semakin dekat hati
ini dengan Allah. Hati pun menjadi lapang. Inilah bahagia. Bahagia menjadikan
otak bekerja optimal maka orang tua akan kreatif dan solutif.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda : “Alangkah
mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa)
kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia
mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya,
dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan
baginya” (HR. Muslim).
4. Nutrisi Cinta
Cinta itu membahagiakan. Dan cinta yang benar apabila dilandasi iman dan taqwa.
Memberikan nutrisi cinta pada anak sangatlah penting. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kita untuk memperhatikan masalah ini.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan contoh nutrisi cinta dengan mencium anak-anak, mengajaknya bermain, mengusap kepala, tersenyum, mengatakan cinta, memuliakan anak dengan menghargai miliknya, menyambut ketika datang, memanggil nama yang disukai, memberi hadiah dan berterimakasih.
Apakah kita sebagai orang tua
sudah terampil memberi nutrisi cinta? Misal, cek senyum kita ketika berbicara
dengan orang terdekat kita (anak dan pasangan) sudahkah dengan senyum tulus? Setiap hari sering senyum atau kurang senyumnya? Kira-kira
berapa level senyum kita jika diukur 1-10? Silahkan ditulis di template kondisi
level saat ini. Ditulis nutrisi apa saja yang akan dinaikkan levelnya. Setelah itu buat tantangan diri,
dalam 30 hari akan menaikkan level senyum menjadi
berapa? Setelah 30 hari bandingkan dengan yang sebelumnya. Silahkan
dibuat secara bertahap dan diniatkan untuk mendapatkan pahala-Nya.
Yuk naikkan level senyum kita dan nutrisi cinta
yang lainnya. Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar