PENANAMAN AKHLAQ DAN KERJASAMA MELALUI CITY ADVENTURE KE KOTA PATRIA


 

Oleh : Ibu Heni Satika (Guru Kelas VI)

“Bu, ini sudah waktunya kunjungan besar, kapan bu?“ untuk kesekian kalinya, pertanyaan itu ditanyakan kembali. Saya sampai heran anak-anak ini hafal betul dengan agenda sekolah. Seringkali gurunya suka diingatkan beberapa agenda sekolah. Mereka akan sangat kecewa jika agenda tersebut dibatalkan. Bahkan lulusan dua tahun ini, sekarang sudah belajar di SMP jika bertemu dengan kami selalu mengatakan kekecewaannya, mengapa tidak diadakan agenda tersebut. Padahal jawabannya mereka sudah paham, karena pandemic kegiatan outdoor tersebut tidak bisa terlaksana.


Setiap agenda sekolah, seakan sudah menjadi satu nafas dalam diri anak-anak. sebagaimana kegiatan kunjungan besar ke Blitar hari ini. Walaupun diawal mereka merasa tantangan yang diberikan guru sangat berat, tapi justru disana rasa ingin menaklukkan tantangan itu muncul. Melihat antusias anak-anak, kami para guru selalu ingin menghadirkan rasa yangberbeda dalam setiap kegiatan. Keseruan, kerjasama, adu strategi, manajemen, kepedulian, keberanian, rasa kepemimpinan dan tanggungjawab poin-poin itu menjadi syarat wajib setiap agenda yang kita susun.

Pembagian kelompok dengan mencampur kelas lima dan enam, agar muncul rasa kepemimpinan pada kelas atas dan menumbuhkan rasa hormat dan respek dari adik kelas dimulai. Diberikan waktu 3 hari untuk mereka berdiskusi. Seru rasanya melihat mereka berdiskusi ada tipe anak yang siap berkorban agar kelompok bisa mencapai target. “oke, tak minta ijin orang tuaku untuk bisa membawa hape. Tapi kalau gak ada data gimana?” “gak apa-apa. Aku punya uang jajan di kasih seminggu sekali, cukup untuk beli pulsa nanti tak hotspotin supaya bisa pesen grab untuk sampai tujuan berikutnya.” Kata ketua kelompoknya. Gaya diskusi ikhwan kocak banget, garis besar tunjuk ketua, sapa yang bawa hape, masukkan dalam satu grub wa selasai. Waktu yang disediakan 30 menit hanya kepakai antara lima sampai sepuluh menit. Selebihnya main, saling tindih, dan kejar-kejaran. Ketika diingatkan guru tentang target. Mereka jawab “Insyaallah, sudah beres tenang bu.”


Beda lagi gaya diskusi akhwat, serius dan penuh perhitungan. Duduk melingkar membawa buku dan memperhitungkan sampai detailnya. Memperkirakan jarak, menghitung waktu bahkan sampai detail kata yang disampaikan saat wawancarapun didiskusikan. Persoalan konsumsi juga di tanyakan, bahkan baju ganti juga dibawa. Padahal kunjungan hanya sehari, dan tidak ada waktu untuk mandi. Ya…begitulah akhwat, jadi ingat betapa rempongnya emak-emak kalau mau bepergian. Persoalan warna kerudung, duduk sebangku sama siapa juga jadi masalah.

Waktu yang ditunggu akhirnya tiba, kita sampai stasiun. Semua terlihat semangat dan begitu gembira. Sengaja tiket kereta kita bagikan peranak, mereka berjalan sendiri masuk ke peron. Lucu banget lihat mimik anak-anak, mulai yang biasa saja santai memeriksakan karcisnya, ada yang takut ragu-ragu berjalan ke petugas, bahkan ada yang saking takutnya sampai salah masuk pintu padahal cuma ada satu jalur, otomatis semua yang melihat ketawa.

“Bu Tika, Zahra malu-maluin sekolah alam,” kata seorang murid. “emang kenapa?” tanya saya. “Saking semangatnya sampai kepleset, di stasiun. Kalau ada yang memvideokan lalu viral wah, bisa malu sekolah kita.” Gak berapa lama yang cerita tadi kepleset pula di lantai. Generasi hari ini di besarkan dengan media sosial, mereka sadar betapa media sosial punya pengaruh untuk hidup mereka. Tugas kita menjadi berat ketika hari ini media sosial tidak selaras dengan nilai-nilai yang kita tanamkan pada anak-anak.

Wow banget ketika di dalam kereta. Mereka saling berbagi makanan, lalu saling mengingatkan sampah jangan dibuang sembarangan. Masukkan ke kantong kresek yang disediakan. Ya Allah tak sia-sia selama ini diingatkan. Walau kadang di sekolah sering lupa juga. Sampai di Stasiun Blitar tepat waktu lalu bergerak sesuai targetnya. Ada kelompok yang saking semangatnya lari tanpa melihat guru pendampingnya kesulitan mengimbangi geraknya. Sampai ngos-ngosan mengejarnya.

Beberapa target yang kita berikan adalah kantor-kantor public dan resmi milik pemerintah. Mereka harus wawancara dan mencari tempat tersebut. Setelah wawancara mereka bilang “Ternyata, Cuma gitu doang ya bu? Awalnya takut banget, malu masuk ke kantor walikota. Bertemu sama orang yang tidak dikenal, tanya macam-macam. Setelah dilakuin ternyata kita bisa, asyik ya bu?” Dalam hati sebenarnya gurunya juga agak gemetar karena beberapa tempat sambutannya, tidak sesuai perkiaraan. Ada yang ditanyain macem-macem, bahkan di dinas satpol PP dan di Bank BNI 46 kita diminta untuk menemui kepala penjaga. Alhamdulillah sambutannya baik, ditunjukkan banyak hal.





“Hanya itu sajakah yang ditanyakan pada kita?” kata seorang petugas di satpol PP. Melihat yang demikian Sumayya murid kelas 6, langsung memutar otak menanyakkan beberapa hal. Alhamdulillah semua sudah sampai ke Masjid untuk sholat berjamaah. Melepas penat sebentar di alun-alun untuk membuka bekal dan memuaskan dahaga.

Perjalanan berlanjut dengan naik grab, ada moment menarik ketika beberapa kelompok bisa naik grab lebih murah karena  mendapatkan promo. Bagi mereka karena ini pengalaman pertama merupakan sesuatu banget. ada juga yang sempat bersitegang dengan sopir grab, benar namanya yang memesan Cuma mobil yang datang gak sesuai dengan yang ada dalam aplikasi. Setelah sopirnya menjelaskan dia mewakili istrinya, sehingga membawa mobil yang berbeda barulah mau naik mobilnya.

Belajar sejarah di Istana gebang juga sangat menarik, melihat dari dekat beberapa perabot rumah yang hari ini tidak pernah mereka jumpai. Apalagi mengetahui Ayah dari Bung Karno berasal dari Tulungagung. Setelah selesai lanjut ke target berikutnya, dari sini dengan berbekal google map mereka mencari tempat tersebut. Walaupun mereka terlihat lelah, diajak istirahat sebentar tidak mau ingin segera menyelesaikan misi.

Sampai di Kebun rojo park, suasana yang teduh banyak hewan, pohon langka yang hanya bisa mereka lihat di buku teks bisa mereka lihat disana. Melihat dari deket bentuk pohon kepel yang dimasanya banyak di tanam di istana kerajaan oleh putri raja, bisa menghilangkan bau badan, juga sesuatu banget.

Setelah target selesai mereka bisa bermain sampai waktu yang ditentukan yaitu adzan sholat ashar. Adab menghadap Allah juga dipegang anak-anak, mereka membawa kopyah. Ketika ditanya mereka ingin terlihat good looking di mata Allah. Ya Allah meleleh rasanya hati. Terlihat di ujung langit mendung sudah mulai menggelayut menutup langit. Berusaha mengalahkan teriknya mentari.

Hati berharap semoga hujan datang ketika semua acara sudah selesai. Bagaimanapun juga membawa murid, yang orang tuanya menitipkan dengan penuh harap, kita menjaga buah hatinya. Tidak hanya fisiknya tetapi juga penanaman adab dan pengetahuannya. Sungguh sebenarnya tugas yang berat, dan hanya berharap pada Allah semoga menguatkan pundak kami untuk mengemban tugas ini. Teriring doa untuk murid- murid kami semoga kalian kelak menjadi pemimpin dalam setiap kebaikan dan kebenaran.

Blitar, 20 Januari 2022

Yuk daftar ke SEKOLAH ALAM MUTIARA UMAT Tulungagung.

http://bit.ly/infoPPDB_SALAMMU
http://bit.ly/infoPPDB_SALAMMU


Dibuka pendaftaran mulai 6 Desember 2021.
Ditutup sewaktu-waktu jika kuota penuh.


Bisa hubungi :
CP: 081363091581
Atau datang langsung ke Sekolah Alam Tulungagung 😃


https://linktr.ee/SA.MutiaraUmat

1 komentar: