BELAJAR ILMU PUSTAKAWAN, LANGSUNG KEPADA AHLINYA


 


Oleh : Ibu Inang Tri Handayani (Guru Kelas V)

Carilah ilmu kepada ahlinya maka engkau akan mendapatkannya secara lengkap. Sebagaimana dijelaskan di dalam penggalan surah an – Nahl : 43 yang artinya :

“...maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui”

Itulah yang menjadikan landasan awal kelas 5 ingin belajar ilmu pustakawan secara lebih mendalam. Sehingga cara yang paling efektif adalah berguru langsung kepada bapak dan ibu pustakawan yang ada di sekolah.

Hari itu, selasa (30/8) setelah sholat dhuhur dan makan siang adalah jadwal kelas 5 belajar tematik muatan bahasa Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi dan kecintaan anak – anak akan buku, kami rancang pembelajaran salah satunya dengan berkunjung ke perpustakaan sekolah. Pekan ini anak – anak akan dibentuk tim pustakawan cilik, namun agar mereka semakin tergambar akan peran penting yang akan dilakukan, perlu terlebih dahulu mereka menimba ilmu kepada ahlinya.

Hari itu sejumlah 39 siswa masuk di ruang perpustakaan sekolah sehingga cukup membuat geraknya terbatasi. Sempat ada kekhawatiran bagaimana jika kondisi tidak sesuai rencana awal, atau mungkin mereka memisahkan diri dan berpindah ke ruang yang berbeda. Namun, keyakinan kami adalah mereka punya hati bersih sehingga darinya dengan mudah Allah melembutkan hatinya dan bukakan untuk menerima ilmu hari itu.

“Tanggal berapa diperingari sebagai hari Pustakawan Nasional?”

“Tanggal berapa diperingati sebagai hari Buku Nasional?, Yang benar menjawab akan mendapat hadiah!”

Sontak, anak – anak langsung antusias menjawab dengan beragam jawaban. Alhamdulillah Ala Kulli Hal, pertanyaan yang disampaikan Pak Dedi (Pustakawan SD Alam Mutiara Umat) mampu membius anak – anak untuk menyimak apa yang disampaikannya. Beliau juga menyampaikan bahwa perpustakaan tertua di dunia  terletak di Universitas Al – Qarawiyyin, Maroko pada tahun 859 Masehi.

“Berarti umurnya tua sekali ya bu?”

Yap, betul sekali usianya hingga saat ini kurang lebih 1163 tahun. Selain itu juga dijelaskan bagaimana profesi pustakawan menjadi salah satu profesi atau pekerjaan yang memiliki minat tertinggi.

“Ada yang tau dalam aturan Islam berapa imbalan yang diberikan bagi orang yang telah berhasil menerbitkan buku?”, tanya pak Dedi.

Beragam jawabanpun mulai memenuhi isi perpustakaan kembali. Hingga akhirnya mereka kembali tenang setelah Pak Dedi menyampaikan bahwa imbalan yang diberikan sepadan dengan harga emas saat itu dengan menghitung berat buku yang diterbitkannya. Jadi anak – anak, siapapun yang menerbitkan buku akan sangat merasa senang dan bangga. Bukan hanya bangga karena bukunya sudah bisa dibaca oleh orang banyak, memberikan manfaat kepada orang yang membacanya. Namun mereka juga senang karena imbalan yang diberikan sesuai dengan karya yang telah dibuatnya.

“Wah...mau...mau...”, sahut anak – anak.

Selain itu juga ada Bu Farah (Pustakawan SD Alam Mutiara Umat) yang menjelaskan apa saja jenis – jenis buku yang bisa masuk di perpustakaan, bagaimana mengelola perpustakaan, dan anak – anak sekarang menjadi tahu kenapa buku di perpustakaan terdapat kertas kecil di bagian sampul tengah buku. Salah satunya agar pustakawan dapat menggolongkan sesuai kategori juga memudahkan pendataan ketika ada buku yang belum dikembalikan. Mereka juga belajar bagaimana cara membuat label, apa saja yang dicantumkan. MasyaAllah...semakin takjub dengan seorang pustakawan.

Di akhir Pak Dedi menyampaikan bahwa pustakawan itu tugasnya bukan hanya penjaga perpustakaan. Selain mengelola buku yang ada di dalamnya, namun pustakawan juga menyajikan dan menyebarluaskan informasi.

Di akhir sebelum mereka kembali ke kelas , mereka dengan kompak dan wajah ceria mengucapkan terima kasih kepada Pak Dedi dan Bu Farah atas ilmu yang telah diberikan, dilanjutkan dengan berpamitan. Dilanjutkan untuk proyek jum’at mereka menerapkan ilmu yang didapatkan hari itu untuk membuat Pojok Baca dan membuat label buku di kelasnya masing – masing. Semoga darinya anak – anak semakin mencintai buku dan menghargai setiap profesi yang ada, setelah mereka belajar langsung kepada ahlinya.

1 komentar: