Penulis : Ibu Susilorini (Guru Bahasa Indonesia )
“ Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (TQS Al-Isra : 1)
27 Rajab 620 M, sebuah peristiwa penting terjadi dalam kehidupan Rasulullah Saw dan juga bagi umat muslim saat itu. Terjadi di tahun kesepuluh kenabian dan tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah. Peristiwa yang juga terjadi di tahun kesedihan atau Amal Huzni, saat dimana Rasulullah Saw kehilangan dua orang terpenting dalam hidupnya dan juga paling berjasa dalam pengembangan dakwah Islam, yaitu istri Beliau Siti Khadijah dan Pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib.
Perjalanan istimewa seorang manusia pilihan Allah, diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso kemudian ke Sindratul Muntaha. Semua itu untuk menerima perintah Allah melaksanakan ibadah Sholat lima kali dalam sehari disamping juga ada peristiwa lain yang di alami oleh Baginda Rasulullah Saw selama perjalanan Isra Mi’raj ini.
Hal luar biasa yang nampak setelah peristiwa ini adalah respon para Sahabat Rasulullah Saw, tak satupun yang meragukan kisah yang di alami Rasulullah Saw yang terjadi dalam semalam. Tanpa ada keraguan sedikitpun, ini adalah hal yang sangat luar biasa, dimana secara nalar tidak masuk akal, berpindah tempat dari Makkah ke Palestina , di mana saat itu belum ada tekhnologi transportasi ditambah melanjutkan ke Sindratul Muntaha hanya dalam semalam. Kalau bukan karena keimanan yang tinggi pastilah ini hal yang sulit diterima. Ini menjelaskan bagaimana riayah Rasulullah terhadap para Sahabat, sehingga tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Gambaran bahwa Islam akan menyelamatkan umat manusia dunia akhirat dan balasan surgaNya Allah sudah terpatri dalam benak para sahabat.
Ini semua ujian keimanan umat Islam pada waktu itu, banyak umat Islam yang beriman dengan mukjizat ini banyak pula yang ragu sampai ada yang murtad. Astaghfirullah. Dalam periistiwa Isra Mi’raj ada isyarat kepemimpinan Nabi Muhammad Saw. Ketika sampai di Masjidil Aqsha, Rasulullah Saw shalat bersama para Nabi dan Rasulullah Saw sebagai imamnya. Sebagai makmum adalah para nabi-nabi. Sebagaimana diketahui bahwa para Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah Saw merupakan pemimpin bagi kaum mereka dengan syariat masing-masing, sedangkan Rasulullah Saw merupakan nabi akhir jaman dengan tuntunan syariat yang telah sempurna. Dengan ditunjukannya Rasulullah Saw sebagai Imam sholat sebelum ke Sindratul Muntaha adalah isyarat yang cukup jelas akan kepemimpinan Beliau atas seluruh umat manusia hingga akhir jaman..Ini adalah hal yang penting yang harus diketahui para generasi muda termasuk para pelajar agar mereka memahami bahwasanya umat Islam ini pemimpin yang akan bisa memimpin dunia dan sebagai umat yang terbaik, para pelajar harus bisa mewujudkan nya dengan menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa bukan generasi pembebek dan generasi yang mager (malas gerak).
Pelajar mempunyai andil yang sama dalam mewujudkan ini semua, tidak berpangku tangan, tidak hanya mabar (main game bareng)di rumah, pacaran, kasus narkoba, pergaulan bebas dan minum minuman keras. Astaghfirullah ini semua harus ditinggalkan. Pelajar harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pelajar sebagai generasi penerus dan calon pemimpin harus bangkit dan mulai bersungguh dalam melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah. Anak dan pelajar maka harus meningkatkan kualitas berpikir agar menjadi pelajar yang cerdas karena dari dirinya akan lahir calon pemimpin umat yang hebat, pelajar harus bersemangat menuntut ilmu agama Islam dan mempelajari sejarah Islam dengan sebenar-benarnya agar tahu bagaimana Rasulullah saw berdakwah hingga Islam sampai di kita.
Maka harus ada yang di ubah dalam diri para pelajar, harus berpikir kritis, menjadikan Islam sebagai standar kehidupannya,harus terikat pada hukum -hukum Allah. Menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan Nya. Pelajar harus lebih taat kepada Allah, memegang teguh Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Insya Allah selamat dunia dan akhirat. Dengan berpegang teguh kepada Alqur’an dan As-sunah, maka keberkahan dalam hidup akan kita dapatkan dengan terus melanjutkan dan menjaga Islam dengan semangat untuk menjadi pelajar taat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar