Oleh : Ibu Susilorini, S. Pd (Guru Bahasa Indonesia SMP Alam Mutiara Umat)
Resume : Seminar Parenting Akbar Sekolah Alam Mutiara Umat Tulungagung, 25 Februari 2023 bersama Bapak Novri H. S. Tanjung, S.I.Kom, M.NLP, CH, CHT
Bertempat di Gedung STIKES lantai 2 Tulungagung
Anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus diperhatikan dalam pengasuhannya, karena jika dalam pengasuhan tidak tepat akan berdampak pada masa depannya. Saat ini permasalahan yang ada pada keluarga terutama dalam mendidik anak didominasi oleh pola komunikasi antara orang tua dan anak. Ini menjadi masalah utama dalam mendidik anak yang orang tua harus melakukan evaluasi diri /berbenah dalam mendidik anak, jika orang tua mendapatkan ilmu harus dilaksanakan, diterapkan tidak dibiarkan begitu saja. Orang tua harus menciptakan lingkungan pengasuhan yang konsisten. Coba kita renungkan firman Allah SWT dalam QS An Nisa ayat 9
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan kita untuk mempersiapkan generasi setelah kita. Jangan sampai generasi–generasi di bawah kita jadi generasi yang lemah. Lemah di sini maknanya sangat luas, karena memang yang dikehendaki Al-Quran dalam ayat tersebut adalah univeralisasi makna. Baik kelemahan dalam aqidah, syariat, psikis, sosial, maupun ekonomi, dan lain sebagainya.
Untuk itu orang tua harus mencari bekal untuk mempersiapkan generasi yang luar biasa dalam semua aspek. Mencari bekal dengan mencari ilmu dan ilmu yang sudah dipelajari itu berguna untuk kita agar kita lebih bertaqwa kepada Allah SWT dalam mendidik anak. Niat yang lurus karena Allah agar mendapatkan kemudahan dalam mendidik anak, orang tua harus memperbaiki diri dan memperbaiki pola komunikasi. Mari kita berbenah terutama dalam komunikasi kepada anak. Jika komunikasi kepada anak kurang atau tidak tepat sangat berdampak pada masa depannya.
Dampak Komunikasi
- Menanamkan Keyakinan Salah
Jika orang tua menanamkan keyakinan akan terus terbawa menjadi program pikiran utama dalam diri anak contoh hujan-hujanan menyebabkan sakit,minum es membuat sakit dllI
- Inkonsisten
Anak-anak yang mendapatkan pola komunikasi tidak konsisten dari lingkungannya memberikan dampak ketidakkonsistenan pula dalam pola perilakunya. Contoh orang tua menyebut anaknya sudah besar tapi saat bersamaan juga menyebutkan anaknya masih kecil dll
- Dependence (tidak merdeka)
Seorang anak yang dibesarkan dengan over protective dan pola komunikasi orang tua yang terlalu mengatur, tidak memberikan kemerdekaan kepada anak,akan berdampak anak tidak bisa memilih, memutuskan sesuatu dan akan menjadi pemimpin yang lemah/leadership yang lemah. Biasakan anak memutuskan sesuatu yang dipilihnya dan orang tua mengarahkan.
- Labeling
Menyematkan sebutan negatif tertentu pada anak membentuk pola identitas pada dirinya. Misalnya kamu bodoh, nakal dll
Konsep Komunikasi Secara Neurologis
Komunikasi itu bukan hanya kata-kata tapi energi, gerak tubuh, dan makna dari semuanya, pikiran, perasaan dan postur tubuh harus menyatu.
Jika orang tua berkomunikasi dengan baik ke anak, anak akan kagum ke orang tua dan ini membuat nasehat orang tua didengar dan juga dilaksanakan dengan baik pula, itulah dahsyatnya komunikasi.
Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 31
وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Dan untuk menjelaskan kedudukan Adam -'alaihissalām-, Allah -Ta'ālā- mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, baik makhluk hidup maupun benda-benda mati, baik lafal maupun maknanya. Kemudian Allah menunjukkan benda-benda tersebut kepada para Malaikat seraya berfirman, “Beritahukan kepadaku nama benda-benda tersebut, jika memang pernyataan kalian benar bahwa kalian lebih mulia dan lebih baik dari makhluk (manusia) ini.”
Dari ini kita bisa memahami bahwa kita sebagai orang tua harus memberikan informasi yang benar kepada anak, seperti kita memberikan informasi kepada anak tentang apa yang dimakan anak, halal atau tidak, sehat atau tidak maka ini yang harus kita ajarkan, kalau rasa lapar itu otomatis ada pada diri kita tapi apa yang kita makan itu yang harus anak-anak memerlukan informasi yang benar. Ada informasi yang masuk ke dalam otak anak. Otak merupakan alat yang mengolah suatu informasi yang kita lihat, dengar ataupun rasakan menjadi sebuah pemahaman. Suatu informasi dapat diterima dan diolah oleh otak sehingga dapat disebut dengan berfikir itu butuh alur atau proses.
Otak manusia dalam perkembangannya dibagikan menjadi tiga, yaitu otak reptil, otak mamalian/ limbik, dan otak neokorteks.
Otak reptil atau sang penjaga. Otak ini terletak paling belakang di otak kita ia berupa batang yang menghubungkan otak dengan tulang belakang. Otak reptil berfungsi mengatur gerak reflek dan keseimbangan pada tubuh manusia. Otak inilah yang memerintahkan kita untuk bergerak saat jika terjadi bahaya ataupun melindungi kita dari bahaya fisik. Otak reptil akan aktif apabila orang merasa takut, stres, terancam marah atau saat lelah. Pada saat otak reptil aktif, orang tidak dapat berfikir. yang berperan adalah insting dang langsung bergerak.
Layaknya sang penjaga, yang menjaga pintu gerbang. Jika kita dapat memuaskan otak reptil, ia akan membuka pintu masuk arus informasi ke bagian otak berikutnya. Sang penjaga akan terpuaskan jika lingkungan disekelilingnya nyaman.
Otak limbik atau sang pengatur. Otak ini berfungsi sebagai pengendali emosi. Membantu mempertahankan keseimbangan hormonal, rasa haus dan lapar, dorongan seksual,pusat kesenangan dan metabolisme. Otak ini untuk melakukan sesuatu selalu melibatkan emosi yang mendalam.
Otak neokorteks sang pemikir. Otak ini merupakan 80% dari otak kita, Tugas otak ini adalah berfikir, berbicara, melihat, dan mencipta. Otak ini adalah tempat dari kecerdasan kita.
Jadi triune brain ini adalah saluran informasi, jadi pertama informasi masuk ke otak reptil, apabila otak reptil terpuaskan informasi masuk kedalam otak limbik dan apabila otak limbik terpuaskan informasi tersebut dapat diolah oleh otak neokorteks dalam aktivitas berfikir.
Dan apabila otak reptil tidak terpuaskan, maka informasi yang masuk kedalam otak limbiks dan neokorteks juga tidak sempurnas. Sehingga dalam proses berfikir juga tidak sempurna.
Dari sini kita bisa memahami bahwa tubuh, pikiran dan perasaan adalah satu kesatuan sistem.Dalam hal ini ruang lingkup komunikasi itu merujuk pada sejumlah proses neorological yang berlangsung pada diri seseorang.
Setiap Manusia Memiliki Model Dunia yang Unik
Setiap orang memiliki sifat,watak dan karakter yang beraneka ragam. Semua ini dipicu dari latar belakang pengetahuan, kecerdasan,bakat lahir, keluarga,pola hidup yang beragam juga. Hal ini menjadikan mereka semua memiliki model dunianya sendiri yang berkomunikasi anak TK,SD dan SMP tentu berbeda sesuai dengan umur dan jenjangnya. Anak usia TK posisikan mereka menjadi raja,anak usia SD seperti tahanan dan usia SMP perlakuan seperti sahabat.
Makna dari komunikasi adalah respon yang didapat
Respon yang kita dapat dari sebuah proses komunikasi sebenarnya menunjukkan makna yang kita sampaikan pada anak atau mitra bicara. Maka kita harus berhati-hati dalam memilih kata dan kalimat dalam berkomunikasi. Jika anak sudah terlanjur salah asuh maka orang tua harus mau merubah pola asuhnya dan melakukan hal-hal yang membuat anak bisa lebih baik seperti menumpuk dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik, melakukan kebaikan-kebaikan, membuat program-program yang baru agar hubungan anak dengan orang tua menjadi lebih baik. Ayah melaksanakan kewajiban nya untuk memberikan nasehat- nasehat yang bermakna kepada anak-anak nya, karena nasehat Ayah ini akan lebih menancap pada diri anak. Sedangkan ibu menerapkan aturan yang sudah ditetapkan termasuk memberikan sanksi kepada anak jika anak salah, karena ibu ini adalah magnet yang luar biasa yang senantiasa berada di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar