Oleh : Ustadzah Nabila Ummu Anas (Penulis)
Ramadan merupakan saat yang istimewa
bagi keluarga-keluarga muslim. Aktivitas takarub ilallah (ibadah
mendekatkan diri kepada Allah) lebih sering dilakukan bersama-sama anggota
keluarga di rumah. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh orang tua untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas ibadah dirinya dan anak-anak. Dengan demikian, Ramadan
menjadi wadah penempaan kepribadian Islam bagi seluruh anggota keluarga.
Gembira Menyambut Ramadan
Anak-anak pun harus berbahagia
menyambut kedatangan bulan mulia ini. Jangan sampai Ramadan terasa hambar bagi
anak, tidak asyik. Atau luput dari perhatian orang tua untuk melibatkan dan
membersamai anak dalam menjalani agenda ibadah pada bulan Ramadan.
Agar anak tetap gembira menjalani
Ramadan, tentu berawal dari orang tua mengajak anak untuk bersama-sama
mempersiapkan diri menyambutnya. Bukan sekadar asyiknya menyusun jadwal menu
sahur dan berbuka. Namun, juga disertai menjelaskan kepada anak alasan kita
mempersiapkan menu terbaik untuk sahur dan berbuka. Sebab ada keberkahan kala
sahur dan mengumpulkan energi kala berbuka sehingga tetap bersemangat
menjalankan ibadah pada malam harinya.
Melatih Anak untuk Menahan Diri
Perlu disampaikan kepada anak
hakikat berpuasa pada bulan suci ini. Dengan demikian, anak menjadi tahu bahwa ini
adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt., tidak seperti bulan-bulan
lainnya. Berpuasa pada bulan ini adalah sebuah kewajiban bagi kaum muslimin
yang sudah mukalaf.
Sejak dini anak dilatih menjalankan
ibadah puasa, terutama anak-anak yang mendekati usia balig. Puasa bukan sekadar
menahan diri dari makan dan minum. Meskipun bisa jadi anak belum kuat untuk
puasa sehari penuh, tetapi dia tidak akan menggoda dengan makan dan minum di
hadapan orang yang sedang berpuasa.
Selain menahan diri dari makan dan minum,
anak juga dilatih untuk menahan emosinya, amarahnya, dan kesabarannya. Termasuk
juga melatih kebiasaan anak untuk tidak memancing emosi orang lain. Jika anak
terbiasa dengan latihan menahan diri, anak tidak akan berat menjalankan ibadah
puasa pada usia balignya nanti.
Membaca Al-Qur’an Bersama Anak Setiap Hari
Ramadan dimuliakan oleh Allah karena
di bulan ini diturunkan Al-Qur’an. Allah Swt. berfirman, “Bulan Ramadan,
yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas
(dari petunjuk tersebut) dan pembeda (antara hak dan batil). Siapa saja dari
kalian menjumpai bulan ini, hendaklah ia berpuasa pada hari-harinya.” (QS
Al-Baqarah: 185).
Mengajak anak untuk memperbanyak
membaca Al-Qur’an bersama-sama. Orang tua dan anak membuat jadwal membaca
Al-Qur’an setiap hari pada bulan Ramadan. Mungkin di antara anak ada yang belum
bisa membaca Al-Qur’an atau baru belajar ataupun ada yang sudah lancar
membacanya. Dengan mendengar bacaan Al-Qur’an akan membuat anak dekat dengan
lafaz Al-Qur’an dan dia akan mengingatnya.
Kebersamaan dalam membaca Al-Qur’an
juga akan merekatkan hubungan orang tua dengan anak. Tidak hanya membacanya,
tetapi dilanjutkan dengan mengkajinya. Misalnya secara bergiliran membaca
terjemahnya sehingga anak terbiasa mengenal arti dari lafaz Al-Qur’an yang
dibaca.
Melatih Kebiasaan Memberi pada Orang yang Kekurangan
Pada bulan Ramadan, kepekaaan sosial
anak juga dilatih dengan mengajak mereka untuk bersedekah kepada orang-orang
yang memerlukan. Melihat kekurangan hidup orang-orang sekitar juga akan membuat
anak bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.
“Rasulullah saw. adalah orang yang
paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika bertemu
dengan Jibril, dan beliau berjumpa dengan Jibril pada setiap malam pada bulan
Ramadan.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad,
dan An-Nasai).
Banyak Berdoa, Memohon kepada Allah Taala
Mengajak anak untuk sering berdoa
pada siang dan malam Ramadan. Sampaikan kepada anak bahwa Allah sangat suka
kepada hamba-Nya yang senantiasa merengek dan meminta kepada Allah.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186).
Doa orang yang berpuasa adalah
termasuk permohonan yang dikabulkan oleh Allah Swt..
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah saw. bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang
berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.” (HR
Tirmidzi).
Menghidupkan
Malam Lailatul qadar
Agar anak senang menyambut sepuluh
hari terakhir Ramadan, orang tua bisa mengajak anak membuat hasta karya
penghias rumah yang indah dipandang kala malam. Misalnya membuat tempat lampu
dari kertas minyak atau memasang lampu kecil warna-warni di teras rumah, dll..
Memandang hiasan indah di malam hari menjadi salah satu cara membuat anak
senang untuk bangun malam dan beribadah bersama keluarga menghidupkan
Lailatulqadar.
“Sesungguhnya Kami menurunkan
Al-Qur’an pada malam Lailatulqadar, tahukah engkau apakah malam Lailatulqadar
itu? Malam Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu
turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk
membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (QS Al-Qadar: 1-5).
Rasulullah saw. bersabda, “Barang
siapa berdiri (salat) pada malam Lailatulqadar dengan penuh keimanan dan
mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Keteladanan orang tua dalam
beribadah pada bulan Ramadan adalah hal yang utama. Apa yang dilakukan orang
dewasa di sekitarnya akan dicontoh oleh anak.
Akan lebih kuat lagi pengaruhnya
ketika orang tua menjelaskan alasan melakukan ibadah tersebut dan bersama-sama
anak melakukan berbagai ibadah pada bulan Ramadan. Bersaing dengan tayangan di
ponsel dan televisi menjadi tantangan sendiri bagi orang tua dalam membersamai
ibadah Ramadan anak.
Hendaknya ada komitmen bersama
antara orang tua dan anak dalam pemanfaatan dua fasilitas tersebut, agar target
Ramadan yang dipenuhi dengan ibadah takarub ilallah dapat tercapai.
Wallahualam bissawab.
Sumber
: Membersamai Ibadah Anak Prabalig Saat Ramadan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar