Oleh : Ibu Susilorini, S.Pd
Alhamdulillah kita sudah memasuki di bulan Dzulhijjah, bulan yang mulia ini salah satu bulan haram dari 4 bulan haram di dalam Islam. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini banyak keutamaannya bagi umat Islam.
Allah SWT berfirman
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)
Allah SWT dengan segala keagungannya sangat menyayangi hamba-hambaNya. Salah satu keagungan-Nya yakni dengan memberikan nikmat kepada hamba-Nya berupa nikmat sehat, rezeki dan juga waktu, termasuk bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan haram, yaitu Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Keutamaaan yang Allah tetapkan di empat bulan haram tersebut adalah dilipatgandakannya pahala bagi seorang yang mengerjakan amalan shalih, sehingga seorang hamba akan lebih giat melakukan amalan kebaikan pada bulan-bulan tersebut.
Bulan Dzulhijjah sebagai salah satu bulan haram memiliki keistimewaan, salah satunya yakni pada 10 malam pertama bulan Dzulhijjah. Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘Anhuma, dari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Bulan Dzulhijjah adalah bulan kedua belas atau bulan terakhir dari penanggalan kalender Hijriyah. Pada bulan Dzulhijjah ini masyarakat biasa menyebutnya bulan haji karena pada tanggal 9 di bulan ini (dzulhijjah) kaum muslimin yang beribadah haji melaksanakan wukuf di Arafah sementara yang tidak beribadah haji melaksanakan puasa sunnah Arafah. Kemudian pada tanggal 10 di bulan ini umat Islam memperingati hari raya Idul Adha atau kita biasa mengenal dengan hari raya kurban.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28)
Di bulan Dzulhijjah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh karena pahala dari apa yang kita kerjakan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Dari Ibnu Umar ra, dari Nabi SAW bersabda, “Tidak ada kumpulan hari yang amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dikerjakan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah). ”Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Amalan-amalan Shaleh yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah
- Giat dalam berdakwah dan ibadah
Allah Ta’ala berfirman:
Demi fajar, dan malam yang sepuluh. (Q.S. Al Fajr (89): 1-2)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan makna (Dan demi malam yang sepuluh): maksudnya adalah sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah.
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Az Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu kalangan salaf dan khalaf. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/390. Dar Ath Thayyibah)
Keutamaannya pun juga disebutkan dalam As Sunnah. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu
‘Anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu a`laihi wasallam bersabda:
Tidak ada amal yang lebih afdhal dibanding amal pada hari-hari ini(10 hari awal bulan Dzulhijjah).” (HR. Bukhari)
- Amal-amal shalih apa pun bisa kita lakukan antara tanggal satu hingga sepuluh Dzulhijjah; baik sedekah, shalat sunnah, shaum dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, silaturrahim, dan lainnya.
- Khusus shaum, dianjurkan berpuasa selama sembilan hari awal Dzulhijjah. Sebagaimana hadits berikut:
“Bahwa Nabi berpuasa pada hari Asyura, sembilan hari dari bulan Dzulhijjah dan tiga hari setiap bulan, hari Senin pertama tiap bulan dan dua hari Kamis.” (HR. An Nasa’i no. 2372. Shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i no. 2372)
Tertulis dalam Al Mausu’ah :
Para ahli fiqih sepakat sunahnya puasa di hari-hari delapan di awal dzulhijjah sebelum hari arafah. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 28/91)
Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
Di antara shaum yang disunnakan adalah shaum bulan sya’ban, shaum 9 hari di awal Dzulhijjah, dan tentang semua ini haditsnya begitu banyak. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 6/386)
- Memanfaatkan waktu tersebut untuk banyak berdzikir, khususnya bertakbir. Dalam kitab Shahih Al Bukhari, sebagaimana riwayat berikut:
Dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar menuju pasar di hari-hari yang 10 (1 -10 Dzulhijjah), mereka berdua bertakbir, dan manusia pun ikut bertakbir mengikuti takbir mereka berdua. (Shahih Al Bukhari, Bab Fadhlil ‘Amal fi Ayyamit Tasyriiq, 1/39)
Ini juga menjadi pegangan Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, Beliau menjelaskan tentang tafsir ayat:
“Dan mereka mengingat nama Allah dihari-hari yang telah diketahui”(QS. Al Hajj: 28)
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan: Ayyamul ma’lumat adalah Ayyamul ‘asyr (10 hari Dzulhijjah), sedangkan Ayyamul ma’duudat adalah hari-hari tasyriq.(Shahih Al Bukhari, Ibid)
Bukan hanya Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, tapi juga para sahabat dan tabi’in lainnya. Imam Ibnu Katsir mengatakan:
“Semisal ini juga diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari, Mujahid, ‘Atha, Sa’id bin Jubair, Al Hasan, Qatadah, Adh Dhahak, ‘Atha Al Khurasani, dan Ibrahim An Nakha’iy. Ini juga pendapat madzhab Syafi’iy, dan pendapat yang terkenal dari Ahmad bin Hambal.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/415)
- Melaksanakan shalat ‘Idul Adha
- Menghimbau untuk berqurban bagi yang sedang lapang rezeki, sebagai bagian dari tetap menyiarkan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dari Abu Hurairah Radhiallhu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan dia tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami.” (HR. Ibnu Majah No. 3123, Al Hakim No. 7565, Ahmad No. 8273, Ad Daruquthni No. 53, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 7334)
Penyembelihan bisa dilaksanakan juga di hari - hari tasyriq. Dari Jubair bin Muth’im Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah shallallahu a`laihi wasallam bersabda:
“Setiap hari-hari tasyriq merupakan waktu penyembelihan.”(HR. Ahmad No. 16751. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: “shahih lighairih.” (Ta’liq Musnad Ahmad No. 16751).
Ini adalah beberapa amalan yang bisa dilakukan di 10 hari awal bulan Dzulhijjah, semoga bisa menjadi pengingat dan pengetahuan buat kita semua untuk beramal shaleh semaksimal mungkin dalam hari-hari yang mulia dan sangat berharga ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar