“GUYURAN” CINTA UNTUK FAJAR


Oleh : Bapak Budiarso (Guru Kelas 1 SD Alam Mutiara Umat) 

Namanya Fajar Dwi Prasetyo. Dia adalah salah seorang murid ku di angkatan pertama aku mengajar di SD Alam Mutiara Umat. Waktu itu Tahun Ajaran 2017/2018 dia diterima di kelas satu, bersamaan dengan aku diterima mengajar di SD Alam Mutiara Umat dan mendapat amanah mengajar di kelas satu juga.

Fajar – begitu sehari-hari dia dipanggil – adalah salah satu teman “spesial” kami. Ketika teman-teman sekelasnya asyik belajar di dalam kelas, dia lebih tertarik untuk “mengeksplorasi” halaman sekolah. Padahal di sekolah kami, untuk kelas satu ditempatkan di ruang kelas yang semi terbuka. Ya, untuk kelas satu akan di tempatkan di Kelas (rumah) Panggung. Sehingga walaupun di dalam kelas pandangan anak-anak masih bisa bebas melihat ke luar ruangan. Tetapi kondisi kelas yang seperti ini belum mampu menahan minat petualangan seorang Fajar Dwi Prasetyo.

Terlintas dalam ingatanku, betapa ia akan kegirangan ketika melihat arko-nya Pak Rifai (petugas kebersihan di sekolah kami) sudah penuh terisi sampah. Ia akan dengan gembira mendorongnya menuju tempat pembuangan sampah akhir yang terletak di belakang sekolah. Setelah itu pastilah arko akan menemaninya mengelilingi area halaman sekolah.

Tidak hanya itu, Fajar sangat ahli dalam membuat “gubuk darurat”. Sisa-sisa kayu, terpal bekas, bahkan pelepah palm raja yang jatuh di halaman akan ia sulap menjadi gubuk darurat, tempat yang sangat mengasyikkan untuk bernaung dan bermain bersama beberapa teman yang lain.

Belum lagi ketika musim hujan tiba. Ketika beberapa bagian halaman bermetamorfosa bak hamparan danau dengan warna air yang kecoklatan karena bercampur dengan lumpur. Maka bisa dipastikan seorang Fajar tidak akan tahan godaannya.  Peringatan dariku sebagai gurunya untuk tidak nyemplung ke dalam “danau”, akan kalah telak dengan sensasi yang akan ia dapatkan ketika seluruh tubuhnya basah dengan air yang kecoklatan itu. Kalau sudah seperti itu, sudah tentu aku harus mengabari orang tuanya untuk membawakan baju ganti.

Dan masih banyak lagi keunikan seorang Fajar Dwi Prasetyo yang tidak mungkin juga aku tuliskan semuanya disini.

Berbeda dengan dulu ketika ia masih duduk di kelas satu. Kini Fajar telah “bertransformasi” menjadi seseorang yang lebih “dewasa”.  Suatu ketika guru kelasnya kelas enam bercerita kepadaku, ketika ia menyaksikan adik kelasnya – yang  sama-sama istimewa – melakukan hal yang sensasinya tidak pernah bisa ia tolak. Ia berujar “Nyapo yo aku mbien kok koyok ngono?”  (“Kenapa ya aku kok dulu seperti itu?”), sebuah pernyataan yang bagiku menunjukan peningkatan kemampuannya untuk mengintrospeksi diri.

Fajar kini juga menjadi sosok seorang siswa yang bertanggung jawab, patuh pada gurunya, penyayang terhadap adik-adik kelasnya, dan tentunya manjadi sahabat yang menyenangkan bagi teman seangkatannya. Dan ada satu hal yang sungguh membuatku bangga, Fajar kini menjadi sesosok anak yang sangat sayang pada ibundanya.


Itu semua – sepanjang yang aku ketahui – buah dari “guyuran cinta” dari kedua orang tuanya yang berpadu padan dengan kultur yang ter sistem kan di lembaga pendidikan kami, Sekolah Alam Mutiara Umat. Kedua orang tuanya selalu bersabar dengan semua keunikan Fajar, selalu mencurahkan segenap perhatian untuknya. Aku masih ingat, ketika waktunya pulang sementara Fajar masih ingin bermain di sekolah. Maka dengan sabar bapak atau ibu menunggu sampai Fajar siap untuk pulang. Dan selalu seperti itu selama Fajar menempuh pendidikan di SD Alam Mutiara Umat.

Sabtu 24 Juni 2023, Fajar Dwi Prasetyo menjadi salah satu peserta wisuda SD Alam Mutiara Umat bersama 29 teman seangkatannya. Yang artinya dia telah lulus menempuh pendidikan di lembaga kami, SD Alam Mutiara Umat Tulungagung. Selamat jalan nak, kepakkan “kedua sayapmu” untuk terbang lebih tinggi lagi menggapai cita-citamu, dan jangan pernah kau lupakan cita-cita tertinggi kita menjadi seorang “Ibadurrahman”, hamba dari Allah Yang Maha Penyayang, sehingga engkau menjadi sebaik-baik investasi akhirat bagi kedua orang tuamu.

Tulungagung, 29 Juni 2023

Seseorang yang berharap engkau mencarinya ketika engkau tidak menemukannya di Jannah-Nya

1 komentar: