Perundungan atau lebih dikenal dengan bullying ialah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat terdapat sebanyak 16 kasus perundungan di sekolah dalam kurun Januari - Juli tahun 2023. Dalam laporannya, FSGI menyebut empat kasus terjadi pada awal masuk tahun ajaran baru di bulan Juli 2023. Kasus perundungan mayoritas terjadi di SD (25%) dan SMP (25%), lalu di SMA (18,75%) dan SMK ( 18,75%), MTs (6,25%) dan Pondok Pesantren (6,25%).
Sementara itu di dunia maya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy membahas soal perundungan yang dialami anak-anak di Indonesia. "Diketahui bahwa 45 persen anak berusia 14-24 tahun mengalami perundungan berbasis cyber sepanjang 2020. Ini data dari UNICEF tahun 2020," sambungnya.
Itu adalah data-data kasus perundungan yang ada di Indonesia. Tak terbayang berapa banyak korban yang terluka secara fisik maupun batin. Agar kita semua bisa menjauhkan diri dari keinginan untuk melakukan perundungan, alangkah baiknya kita mengetahui bentuk dan dampak dari perundungan terlebih dahulu.
Berikut beberapa bentuk perundungan, diantaranya pelecehan verbal, pelecehan fisik, pelecehan sosial, serta pelecehan emosional. Dampak yang diberikan karena perundungan adalah dampak emosional dan mental, masalah kesehatan mental, gangguan fisik, performa akademik yang menurun, gangguan hubungan dan sosial, bahkan meninggal dunia.
Oleh karena itu, marilah kita saling menghormati, menyayangi, tolong menolong antar satu sama lain. Tegur dan cegah orang yang berbuat salah baik di kehidupan nyata maupun dunia maya. Anti-intimidasi memberikan kehidupan yang lebih baik. Semoga Masyarakat bisa sadar akan mengerikannya dampak-dampak perundungan itu. Apalagi kita sebagai seorang muslim harus saling menyayangi sesama muslim, membantu dan berbuat baik dengan sesama, Insya Allah akan mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar