PIPI TIDAK BISA TERBANG


Karya : ananda Arbella (Siswi Kelas IX SMP Alam Mutiara Umat) 

Pada suatu hari di Antartika, ada seorang penguin bernama Pipi. Pipi adalah penguin yang selalu penasaran dengan dunia di atas permukaan es yang membeku. Ia sering melihat burung-burung lain terbang bebas di langit, dan ia merasa iri.

Suatu pagi, ketika Pipi sedang berjalan-jalan di sepanjang tepi pantai bersama teman-temannya, ia melihat seekor burung camar yang sedang terbang rendah di atas air. Pipi berhenti sejenak untuk menontonnya dengan kagum.

Mimpi Pipi untuk bisa terbang pun semakin kuat. Ia mulai berbicara kepada teman-temannya tentang keinginannya untuk terbang. Teman-teman Pipi, yang tahu bahwa penguin tidak bisa terbang, mencoba meyakinkannya bahwa itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.

Namun, Pipi tidak tergoyahkan. Ia mulai mencoba berbagai cara untuk terbang. Ia berlatih lompat-lompatan panjang di atas es, mencoba membuat sayap palsu dari batang-batang kelp, dan bahkan mencoba menggantung dirinya dari tebing dengan seutas tali yang ia temukan.

Namun, tidak ada satu pun usahanya yang berhasil membuatnya terbang. Pipi semakin frustrasi dan mulai merasa sedih. Teman-temannya mencoba menghiburnya, mengingatkannya bahwa meskipun ia tidak bisa terbang, ia adalah seorang penguin yang hebat.

Suatu hari, ketika Pipi sedang merenung di tepi pantai, ia melihat burung camar yang sama lagi terbang rendah di atas air. Kali ini, Pipi tidak merasa iri. Ia menyadari bahwa ia adalah penguin yang luar biasa dalam berenang dan menyelam, dan ia dapat melakukan banyak hal yang burung-burung lain tidak bisa.

Dengan kepala tegak, Pipi kembali ke kelompoknya dan berkata, "Mungkin aku tidak bisa terbang, tapi aku adalah penguin yang dapat menyelam dan berenang dengan indah. Aku bangga menjadi penguin!"

Teman-teman Pipi tersenyum dan mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa setiap jenis burung memiliki kemampuan uniknya sendiri. Pipi telah belajar untuk menghargai apa yang membuatnya istimewa, dan ia tidak lagi menginginkan sesuatu yang tidak bisa ia capai. Pipi belajar bahwa menjadi diri sendiri adalah hal yang paling penting, dan ia hidup bahagia bersama teman-temannya di Antartika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar