Oleh : Ibu Febriana Dyah Ayu Kusumawati, S.IP (Guru Kelas 2) & Ibu Ulfi Dista Aprilia, S. E (Guru Kelas 3)
Cuaca di pagi hari kala itu, sedikit cerah namun juga berawan, sehingga hawa yang ditimbulkan pun cukup sejuk. Sekitar pukul 07.50 anak-anak diberangkatkan dengan menggunakan elf. Perjalanan yang kita lalui kurang lebih sekitar 30-40 menit untuk menuju ke pabrik Gangsar yang berlokasi di kecamatan Ngunut, Tulungagung. Cukup jauh jarak tempuh dari yang biasanya dilakukan saat kunjungan, namun itu tidak menyurutkan semangat dari anak-anak.
Tak terasa, perjalananpun telah sampai, jarum jam menunjukkan pukul 08.30. Selayaknya Kawasan pabrik, ada beberapa kendaraan besar seperti truk, container yang sedang parkir ataupun berlalu lalang di sekitar pabrik. Pada saat penurunan anak-anak suasana agak sedikit hectic, di mana para guru harus tetap waspada untuk mengkondisikan mereka agar tetap pada barisan.
Setelah dipastikan aman oleh salah satu dari karyawan pabrik, anak-anak berjalan menuju tempat yang telah disediakan untuk nantinya diberikan pengetahuan singkat mengenai kacang atom gangsar. Bu Dian, namanya. Beliau merupakan staff pabrik yang diberi tugas untuk mendampingi kami selama berada di pabrik.
Dalam penjelasan yang disampaikan, kacang atom gangsar, mempunyai 6 bahan utama, diantaranya kacang, garam, gula, bawang, kacang, tepung tapioca, dan minyak kelapa. Saat Bu Dian menunjuk minyak kelapa, beberapa anak dibuat heran dan penasaran, mengapa warna dari minyak tersebut bening dan bukan kuning seperti yang sering mereka lihat atau gunakan saat menggoreng. Ternyata, minyak ini berasal dari perasan parutan kelapa yang biasanya dimanfaatkan sebagai santan, namun diolah menjadi minyak. Menurut keterangan yang disampaikan minyak dari parutan kelapa lebih sehat dari minyak sawit.
Lanjut pada sesi berikutnya, anak-anak diajak untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kacang atom. Untuk mengawalinya Bu Dian terlebih dahulu mengarahkan kita ke sebuah rumah tua yang masih dijaga dengan baik sembari sedikit bercerita tentang sejarah camilan renyah ini. Kacang Atom Gangsar dibuat pertama kali oleh Bapak Sutrimo pada tahun 1981. Dari rumah tua itulah kacang gangsar diolah. Dulu Bapak Trimo saat menjajakan hasil produksinya, beliau menggunakan sepeda sebagai tunggangannya dan berkeliling kota Tulungagung, hingga akhirnya bisa berkembang pesat sampai saat ini.
Area pertama yang dikunjungi adalah tempat pengayakan atau pemilahan kacang. Di sini kacang akan dipilah berdasarkan ukurannya dengan menggunakan alat ayak modern. Setelah terkumpul sesuai ukurannya, kacang akan dipilah lagi bukan dengan mesin melainkan secara manual oleh para buruh, ini bertujuan untuk menentukan kacang mana yang layak untuk diproses ke tahapan berikutnya.
Tempat mixing atau pencampuran semua bahan. Saat berada di sini , ada beberapa anak yang belum terbiasa dengan aroma khas bawang putih, tetapi itu semua bisa segera ditepis dan dialihkan dengan pemandangan mesin molen yang sedang berputar-putar. Proses pencampuran nantinya akan menghasilkan butiran-butiran kecil yang berbalut lapisan warna putih.
Step selanjutnya, telah sampai pada tahap penggorengan. Semua butiran tersebut akan digoreng pada minyak panas. Menariknya, bahan bakar yang digunakan masih sangat tradisional, yakni kayu bakar. Sesekali tampak dari aktivitas mereka, para karyawan sedang menyelipkan beberapa kayu bakar ke dalam tungku yang berada di bawah wadah besar. Sayangnya, durasi anak-anak di dalam ruangan ini, tidak begitu lama, mengingat keamanan dan keselamatan mereka yang lebih utama.
Perjalanan kami mengelilingi pabrik gangsar, berakhir di tempat pengemasan atau packing. Bisa kami lihat, ada cukup banyak mesin otomatis pembungkus yang begitu cepat dalam pergerakannya untuk mengemasi kacang atom yang sudah matang. Karena yang diproduksi berjumlah skala besar, mesin-mesin ini cukup membantu dalam keefisiensi waktu dan tenaga. Di sini anak-anak diperkenankan untuk mencicipi beberapa butiran kacang, yang sengaja telah mereka siapkan sebelumnya.
Demikianlah cerita perjalanan dari anak-anak hebat, semoga bermanfaat. Kesan yang dapat diambil dari kunjungan kali ini adalah usaha dan kerja keras sangatlah diperlukan. Namun kesungguhan hati dan niat juga tidak bisa dipisahkan, “Man Jadda Wa Jadda” barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti akan berhasil. Kesuksesan yang diraih oleh Pak Trimo sampai bisa merintis usaha yang mungkin hanya berskala kecil awalnya, kini berubah menjadi besar tentunya berkat kegigihan beliau dan rahmat dari Allah SWT. Semua tidak akan lepas dari pengawasan-Nya. Dan yang terpenting, adalah jadilah orang yang bermanfaat, seperti yang termaktub pada Hadist Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Jika ditinjau dari setiap proses pengolahannya, tidak sepenuhnya dikerjakan oleh mesin, melainkan tenaga manusia. Memberikan lapangan pekerjaan merupakan ladang pahala jariyah yang tidak akan pernah terputus sampai nanti kita semua dibangkitkan di hari akhir. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar